Selasa, 03 Mei 2016

Pengalaman Menjadi Bidan Desa (Bagian 1)

care of health... Hai semuanya.. saya mungkin blum bisa dikatakan sebagai seorang blogger tetapi saya disini mencoba berbagi pengalaman saya dalam sebuah blog..
Postingan terakhir blog saya adalah pada tahun 2012.. disini saya akan mencoba membagikan pengalaman- pengalaman saya lewat blog ini...
masa-masa kuliah Diploma III



Tahun 2012 adalah tahun dimana saya lulus dari POLTEKKES KEMENKES PALANGKARAYA sebagai seorang bidan dengan gelar Ahli Madya Kebidanan... setelah saya lulus saya kemudian bekerja ikut Bidan senior agar dapat langsung mengaplikasikan ilmu yang sudah saya dapat selama tiga tahun yang penuh perjuangan. 

 
Awal tahun 2013 saya mendapat tawaran untuk bekerja di Rumah Bersalin swasta milik dokter spesialis kandungan, saya pun pada saat itu langsung menerima tawaran bekerja di RB tersebut sambil nyambi bekerja ikut di BPM Bidan senior saya karena saya ingin menambah pengalaman lagi. awalnya saya masih bisa membagi waktu saya akan tetapi lama-lama saya menjadi keteteran karena di BPM dan di RB pasiennya juga lumayan banyak.. akhirnya saya pamit untuk berhenti ikut Bidan senior saya dengan pertimbangan jarak antara BPM ke rumah saya cukup jauh dibandingkan ke RB.
saat bekerja di BPM



Saya belum cukup puas dengan menjadi seorang bidan yang bekerja di RB, karena pada saat itu mindset saya adalah saya harus mengabdi di desa baru bisa dikatakan sebagai seorang bidan.. kebetulan pada saat itu ada lowongan CPNS, kemudian saya mencoba mengikuti tes CPNS di Kab Pulang Pisau, Kal-Teng dan ternyata saya gagal. Tak patah semangat, ternyata pada akhir tahun tepatnya bulan Desember 2013 PEMDA Kab. Kotawaringin Timur, Kal-Teng membuka lowongan seleksi tenaga kontrak kesehatan. Saya pun mencoba memasukan berkas ke BKD Kotim dan setelah lulus melewati tahap seleksi berkas saya mengikuti tes tertulis, praktek dan wawancara. Puji Tuhan, perjuangan bolak-balik Palangkaraya (tempat saya tinggal) – Sampit yang memakan waktu 4 jam lebih membuahkan hasil, saya dinyatakan lulus seleksi tenaga kontrak kesehatan dan di tempatkan di Desa Sudan, Kec. Cempaka Hulu. 
Pustu Desa Sudan


Dan.. disinilah semua perjalanan dan pengalaman menjadi bidan desa dimulai...
SUDAN... jujur saya baru mendengar bahwa ada desa di Kalteng yang bernama Desa Sudan.. dulu saya berpikir bahwa Sudan hanyalah sebuah nama negara saja.. saya cari menggunakan google map pun nama Desa Sudan tidak muncul.. ya.. Desa Sudan termasuk kategori Desa terpencil dengan jumlah penduduk sekitar ± 400 KK. Desa yang akses jalannya masih berupa tanah liat berbatu ini pun belum terjamah listrik. Sekitar ± 8 Km jalan tanah liat dan berbatu yang harus dilalui dari akses jalan aspal untuk menuju desa ini. Alur jalan yang turun naik serta berbelok-belok dan sepanjang jalan dikelilingi hutan ini pun kalau musim hujan akan sangat licin dan jika musim kemarau sepanjang jalan penuh debu tebal. Desa Sudan adalah sebuah desa yang terletak di pinggir sungai cempaka. Sinyal telepon pun hanya ada satu operator yang dapat masuk di desa ini itupun kadang hilang kadang muncul.
Pertama kali saya ke Desa Sudan, saya tidak langsung menetap di desa itu dikarenakan PUSTU tempat saya bertugas dalam keadaan rusak berat, saya kemudian memperbaiki kunci jendela dan pintu yang rusak dibobol warga dikarenakan PUSTU ini lama tidak ditempati karena sebelumnya tenaga kesehatan di desa ini sudah setahun lebih tidak ada.
Seminggu saya orientasi di Puskesmas sebelum saya terjun langsung ke desa. Setelah orientasi saya pun menetap di Desa Sudan. Saya tinggal di PUSTU sendirian dikarenakan saya adalah satu-satunya nakes yang ada di desa. Dan disini pun saya menyadari bahwa apa yang selama ini dosen saya katakan bahwa bidan desa adalah ujung tombak adalah benar. Disini saya benar-benar sendiri dalam memberikan pelayanan dan saya pun dituntut harus bisa hal kegawatdaruratan.

Pelayanan Imunisasi
Banyak suka duka yang saya lalui selama mengabdi di Desa Sudan, dari hal yang realistis sampai hal mistis yang saya alami.. saya mencintai profesi saya sebagai bidan walaupun banyak cobaan yang saya rasa berat dan saya hampir tidak sanggup melaluinya.. suka duka saya akan saya bagikan di postingan saya selanjutnya... 

nantikan postingan selanjutnya.. see u... 




0 komentar: