Sehat adalah hal yang tidak dapat terlepas dari kehidupan mahluk hidup.
Setiap mahluk hidup, khususnya manusia pasti menginginkan “sehat” baik itu ‘sehat jasmani’ maupun ‘sehat rohani’. Sehat dan hidup merupakan suatu komponen yang tidak dapat terpisahkan karena tanpa ada sehat maka tidak ada juga hidup. Akan tetapi dalam siklus kehidupan tidak akan terlepas dari konsep sehat dan konsep sakit, dimana keduanya akan selalu ada dan berputar dalam siklus kehidupan sehingga pada akhirnya sehat akan kalah oleh sakit (kematian) dan kembali pada siklus awal kehidupan.
Mengingat pentingnya sehat sebagai komponen utama dalam kehidupan, manusia dalam artian luas masyarakat selalu berusaha agar tubuhnya selalu sehat dan terhindar dari sakit. Mulai dengan mencoba pola hidup sehat, makanan bergizi dan seimbang, olahraga teratur, dll. Walaupun upaya-upaya untuk mempertahankan kesehatan sudah kita lakukan, kita masih sering terserang ”sakit” dan subjeknya adalah paling sering balita dan anak-anak bahkan tidak menutup kemungkinan pada manusia dewasa yang sudah melakukan tindakan dan upaya untuk mempertahankan kesehatannya.
Kita yang sudah mencoba secara maksimal berupaya untuk menjaga kesehatan saja masih dapat terserang sakit, bagaimana dengan mereka yang ’tidak menjaga’ kesehatannya....????
Faktanya.....
Setiap tahun sekitar 3,5 juta anak meninggal karena diare dan pneumonia. (ket: Direktur Jendral Pengendalian Penyakit dan Penyehatan Lingkungan Departemen Kesehatan (PLT Dirjen P2PL Depkes) Tjandra Yoga Aditama /Kompass.com) Mengapa kasus ini dapat terjadi...??? padahal kesehatan adalah kebutuhan dasar manusia dan sesuatu yang paling dijaga dan diinginkan oleh setiap manusia....
Jawabannya adalah sangat sepele... Kebanyakan masyarakat belum melaksanakan pola hidup sehat dengan benar. Kita belum memahami komponen yang sangat kecil dari pola hidup sehat itu sendiri, yaitu ’cuci tangan’. Kita tahu cuci tangan itu sangat penting tapi kadang kita masih mengabaikannya (termasuk penulis sendiri,, hehehe).
Sebenarnya inti pokok dari semua jika kita ingin menjaga kesehatan kita adalah kita mulai dari yang sepele dulu. Kebanyakan dari kita sudah banyak yang menerapkan cuci tangan, baik itu pada balita, anak-anak, remaja, bahkan dewasa serta usia lanjut. Akan tetapi kadang-kadang cara penerapannya yang salah. Cuci tangan yang benar adalah ”cuci tangan bersih” menggunakan sabun yang mengandung anti bakteri dan virus dibawah air mengalir serta melewati 7 langkah di bawah ini:
Jika kita sudah melaksanakan prinsip cuci tangan bersih niscaya kehidupan ”sehat” dapat kita peroleh dan kita dapat menghindarkan atau mencegah ”sakit” ada dalam kehidupan kita karena mencegah lebih baik daripada mengobati. Hal ini telah terbukti, cuci tangan bersih ternyata telah memangkas angka kematian anak dan balita sebesar 50 persen untuk diare dan 25 persen untuk pneumonia di setiap tahunnya, hal yang sangat menakjubkan bukan...??? ternyata sesuatu yang kita anggap sepele dapat menyelamatkan babyak jiwa dari ”sakit” yang berujung pada kematian.
Selain itu, tumbuhnya pemahaman cuci tangan pakai sabun di kalangan masyarakat akan memberikan kontribusi cukup signifikan bagi pencapaian salah satu tujuan Millenium Development Goal (MDGs) yakni pengurangan sepertiga angka kematian anak balita pada tahun 2015. oleh karena itu pemerintah juga sudah menetapkan Hari Cuci Tangan Pakai Sabun Sedunia (HCTPSS).
Tunggu apalagi...??? mantapkan dalam benak kita pola hidup sehat yang benar dengan memulai hal kecil yaitu menerapkan prinsip cuci tangan bersih dala kehidupan kita demi terciptanya ”sehat” dan menjauhkan ”sakit” dalam kehidupan kita. ^_^
1 komentar:
Hoho,,, Nice girl,,,
Posting Komentar